Sabtu, 09 November 2013

MENGOPERASIKAN CLAPPERBOARD



Tentunya kita pernah melihat pengambilan gambar sebuah film, baik yang sungguhan ataupun versi rekayasa dalam acara TV dan film. Pada tiap awal sebuah adegan, selalu ada seorang kru film yang menghadap kamera yang menyampaikan informasi mengenai adegan yang akan diambil menggunakan sebuah papan. Papan tersebut biasanya memiliki semacam jepitan yang terletak di bagian atasnya, seperti sebuah gunting, dan mengeluarkan suara `clap` saat keduanya saling diketukkan.

Clapperboard, itulah benda yang dimaksud. Disebut demikian karena suara yang dihasilkannya seperti orang yang melakukan clap (tepuk tangan). Benda ini digunakan dalam tiap kali rekaman film, video, atau TV untuk kemudahan video editing dan juga penyelarasan suara dengan video. Penggunaannya biasanya diiringi dengan pernyataan dari kru film tentang detail adegan yang akan diambil, sembari mengayunkan clapperboard ke depan kamera.

Kenapa benda ini menjadi sangat penting dalam produksi sebuah film? Karena clapperboard digunakan sebagai rujukan tanda untuk editor film baik dari aspek gambar, ataupun suara. Dengan adanya suara "clap", sound editor akan menggunakannya untuk menyelaraskan audio yang diambil dengan video-nya. 

Mungkin kita belum tahu, pada produksi film berbudget tinggi, track audio direkam terpisah dengan track video, sehingga perlu penyelarasan yang tepat saat proses editing untuk menghasilkan film yang baik.

1. Pengertian clapperboard
Dalam film dan produksi video, clapperboard adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk membantu dalam sinkronisasi gambar dan suara, selain itu, clapperboard yang digunakan untuk memilih dan menandai adegan tertentu dan mengambil direkam selama produksi. Banyak nama lain yang umum digunakan, termasuk anak genta,papan, batu tulis, papan batu tulis, sabak sync, batu tulis
waktu, tongkat, papan, dan spidol. The bertepuk "tajam" kebisingan yang clapperboard membuat dapat diidentifikasi dengan mudah pada jalur audio, dan menutup dari clapstick dapat dilihat pada jalur visual terpisah. Kedua lagu dapat tepat disinkronisasi dengan mencocokkan suara dan gerakan. Ketika suara film dan gambar
berada di luar sinkronisasi, ini dikenal sebagai tutup bibir. 


The clapperboard atau papan batu tulis adalah kombinasi dari batu tulis papan tulis yang diselenggarakan informasi mengidentifikasi adegan berikutnya dan clapstick yang yang digunakan untuk menyelaraskan suara dan gambar. Pada hari-hari awal film, satu orang akan menyelenggarakan sebuah batu tulis bagi kamera dengan informasi tempat, sementara yang lain bertepuk berengsel dua tongkat bersama di depan kamera [1] Kombinasi keduanya ke dalam satu unit. Membuatnya lebih mudah bagi hanya satu orang untuk menangani pekerjaan kedua.Sebuah clapperboard berisi angka dan garis LED berwarna pada tongkat.

Clapperboards tradisional digunakan untuk terdiri dari kayu dan batu tulis clapstick berengsel terpasang ke puncak batu tulis. Namun, clapperboards modern saat ini umumnya menggunakan sepasang tongkat kayu papan tulis atau papan tulis di atas kaca akrilik transparan yang tidak memerlukan pencahayaan tambahan dari sisi kamera untuk dapat dibaca. 

Beberapa versi juga backlit. papan tulis Smart mahal elektronik versi kode SMPTE waktu dengan nomor LED. The clapsticks garis diagonal disisipkan tradisional hitam dan putih dalam rangka untuk memastikan visual yang jelas bertepuk di hampir semua kondisi pencahayaan, tapi dalam beberapa tahun terakhir tongkat dengan garis- garis warna dikalibrasi juga menjadi tersedia. 

Pada beberapa produksi terutama yang dibuat di digital domain, elektronik-superimposed versi clapperboard telah menggantikan sebuah hal yang nyata. Sebuah batu tulis clapperboard kayu tradisional. 

2. Fungsi clapperboard

Apa fungsi dari papan atau lebih dikenal dengan CLAPPERBOARDt? Pada waktu kita merekam dengan menggunakan kamera video perekam, gambar dan suara akan menjadi selaras karena direkam pada pita yang sama. Mulai dari durasi, nomor/nama adegan, tanggal pengambilan gambar, dan nomor urut pengambilan gambar.


Clapperboard adalah cara untuk menangani proses peyelarasan atau sinkronisasi. Kita mungkin pernah melihat proses pengambilan gambar suatu film atau video klip di televisi. Dalam proses pengambilan gambar tersebut, kita akan melihat seorang kru membawa sebuah papan yang diletakkan di depan aktor atau aktris dan mengatupnya ketika sutradara berteriak Action!!! Taukah kita apa fungsi dari papan tersebut? 
Pada waktu kita merekam dengan menggunakan kamera video perekam, gambar dan suara akan menjadi selaras karena direkam pada pita yang sama. Akan tetapi, ketika membuat film, gambargambar dan suaranya direkam secara terpisah. Gambar direkam pada film dengan kamera, dan suaranya direkam ke dalam tape perkam analog digital yang terpisah (atau akhir-akhir ini pada tape digital, seperti tape DAT). karena gambar dan suranya direkam pada 2 bagian yang berbea, kita memerlukan cara untuk
menyelaraskannya.Clapperboard adalah cara tradisional untuk menangani proses peyelarasan atau sinkronisasi. 
Bagian bawah clapperboard biasanya berupa papan yang digunakan untuk menuliskan adegan dengan angka. Informasi ini membantu mengidentifikasi pengambilan gambar selama proses editing.. begitu tape recorder dan kamera berputar, operator  clapperboard menempatkan clapperboard di depan kamera sehingga kamera dapat melihat, membaca adegannya. 

3. Bagian clapperboard
Scene                 : Peletakan nomor adegan yang tertera pada skenario.
Take                   : Menunjukan jumlah take yang dipakai.
Sound                 : Kotak ini menunjukan apakan adegan yang sedang digarap mengunakan sound atau tidak.
Prod                   : Judul Film
Dir                      : Nama Sutradara
Date                   : Tanggal syuting
Camera               : Nama penata kamera
Int dan Ext          : Adegan dilaksanakan di dalam atau di luar

sumber  : http://oktapiyanti.files.wordpress.com/2011/09/menerapkan-teknik-pengambilan-gambar-produksi.pdf

Tidak ada komentar: